Kamis, 05 Juli 2012

Timbangan Packing / Timbangan Packer

Timbangan Packing / Timbangan Packer / Timbangan Bagging / Bagging Scale



Timbangan Packing atau Bagging Scale hampir mirip dengan Batching Scale, hanya berbeda pada pemakaian material yang sejenis, sehingga kebanyakan memakai 1 timbangan. Tetapi pada kondisi yang memerlukan pencampuran material, bisa dipakai multi timbangan dengan sistem mixing. Bagging Scal juga menggunakan timbangan yang bisa mengatur kapan material keluar dan kapan harus berhenti. Dengan sendirinya Batching Scale dan Bagging Scale menggunakan Indikator sejenis yang memiliki fitur SetPoint.

Semua timbangan tersebut dipakai instansi maupun perorangan untuk transaksi antar pihak, dan karenanya musti ada legislator yang mengatur keabsahannya. Disinilah peran Disperindag melaluiDirektorat Metrologi mengatur dan melayani sertifikasi timbangan. Semua timbangan baru wajib di Tera dan semua timbangan yang telah terpasang wajib di Tera Ulang minimal setahun sekali.




SYSTEM TIMBANGAN DENGAN TARGET (SETPOINT)
AUTOMASI TIMBANGAN
Automation / Otomatisasi juga bisa diterapkan pada timbangan. Sudah menjadi standar bagi industri yang menerapkan takaran / timbangan dalam setiap proses produksi,menggunakan metode automation/otomatisasi  . Pada industri Batching Plant, industri Packing/Bagging, dan juga industri Mixing semua menggunakan timbangan yang mempunyai fitur mampu mengeluarkan respon sesuai dengan target yang di setting. Dewasa ini, automation dalam sebuah plant besar (Big Plant) dilakukan dengan PLC/DCS. Dengan kapasitas dan ekplorasi yang tak terbatas, PLC/DCS mampu menjalankan semua tugas-tugas pengelolaan dalam sebuah plant. Namun, bukanlah tidak mungkin controller/indicator sebuah timbangan mampu menggantikan fungsi PLC tersebut, selagi tidak terlalu rumit dan khusus pada scope timbangan saja. Misalnya pada sebuah Batcing Plant berkapasitas sedang, akan tidak ekonomis jika diterapkan PLC pada semua kontrolnya. Karena dengan otomasi yang bisa dilakukan oleh timbangan, tidak terlalu perlu lagi digunakan PLC.

HUMAN ERROR/KESALAHAN MANUASIA PADA TIMBANGAN
Tidaklah dipungkiri, semua kebutuhan industri bisa dijalankan melalui operator tanpa adanya otomasi , termasuk pada timbangan. Namun, kemungkinan human error sangatlah besar bahkan mampu mempengaruhi kualitas produk finish yang nantinya dilempar kepasar. Kebutuhan industri adalah dihasilkannya produk siap pakai dengan standar mutu yang pasti dan akurat. Dengan otomasi di timbangan, akan didapat standar penyimpangan/deviasi yang stabil yang seyogyanya tidak berpengaruh pada standar mutu yang diterapkan. Bayangkan, pada proses produksi yang hanya mengandalkan operator/manual. Produk yang dihasilkan cenderung fluktuatif pada takaran, yang jika diakumulasi akan berpengaruh pada kerugian bahan baku, disamping output produk yang tidak standar.

TIMBANGAN DENGAN SISTEM TARGET ATAU SETPOINT
Indikator/controller timbangan telah bereolusi mengikuti kemajuan teknologi, dengan diciptakannya timbangan yang mengakomodir otomasi. Setpoint adalah fitur wajib bagi timbangan tersebut. Dengan adanya setpoint, human error bisa diminimalisir sehingga terciptalah produk output yang standar. Dilevel basic, ada indikator/controller timangan yang hanya memiliki 2 setpoint, sampai pada level rumit, yang memiliki 100 setpoint dengan full customisasi termasuk pada program yang dijalankan, bisa direkayasa sesuai yang kita mau.
920i kompleks indicator  hingga 100 setpoint
120i simple indicator  2 setpoint

Tidak ada komentar:

Posting Komentar